Kamis, 04 November 2010

3rd Opinion : Lakukan Sedikit Demi Sedikit

3rd Opinion : Lakukan Sedikit Demi Sedikit
Sering sekali saya mengeluhkan atas beban masalah yang Tuhan berikan kepada saya, bahkan sering pula berkeluh kesah sama teman. Teman hanya berkata "Yah namanya juga hidup, pasti punya masalah. Kalau ga punya masalah, pasti orang itu sudah mati". Ada benarnya apa yang dikatakan teman saya, yang ga benarnya adalah orang mati pun harus bertanggung jawab atas perbuatannya selama hidup.
Yuuup benar sekali, kita harus menyelesaikan apapun masalah yang kita miliki. Tapi jika masalahnya besar sekali dan terkadang complex, tentu mental kita akan down lagi. Mungkin artikel yang saya sajikan berikut ini dapat sedikit membantu menyelesaikan masalah kita.
Saya pusing sekali. Menginjak tahun ke-7 ini atau di saat teman-teman seangkatan sudah pada membicarakan gaji dan perkawinan, saya masih kuliah. Kuliah hingga 7 tahun bisa disebut kejadian tak wajar, pastilah ada sesuatu yang ga beres.
Ibarat pemprograman pada komputer, jika programnya ga beres, pastilah ada kode yang salah. Biasanya komputer akan memberi tahu letak dari kode yang salah tersebut.
Serupa dengan dengan pemprograman pada komputer, kehidupan manusia pun begitu. Hanya saja kita tidak mengetahui di mana letak kesalahan kita, mau tidak mau kita harus mengingat kembali perjalanan hidup kita atau flashback. Tidak hanya dari tingkat pertama kuliah, bahkan saya mencoba memasuki memori umur 2 tahun. Namun fokus utama pada tingkat pertama hingga tingkat 6.
Di semester 1 di tahun 2004, seorang dosen Fisika Dasar I FPMIPA UPI bernama Mr. S menyemangati mahasiswa-mahasiswanya untuk belajar supaya lulus mata kuliahnya. Pada saat itu beliau bercerita, ketika pulang kerja beliau disajikan banyak makanan oleh istrinya.
"Pa Pa, di meja sudah disajikan banyak makanan, Pa Pa takut ga?" tanya istrinya Mr. S kepada Mr. S.
"Ahh ga, kan makan sesendok demi sesendok" jawab Mr. S.
Pada saat diceritakan saya hanya mendengar cerita itu sebagai cerita yang lucu, tampa memahami hubungan cerita Mr. S dengan semangat yang Mr. S berikan kepada mahasiswa-mahasiswanya.
Dalam perenungan sekarang, saya jadi memahami bahwa banyaknya nasi dan lauk diibaratkan oleh Mr. S sebagai beban, sedangkan sesendok demi sesendok adalah penyelesaian secara bertahap.
Untuk menyelesaikan kuliah S1, materi pengetahuan dibuat menjadi paket-paket yang di sebut SKS, kependekan dari 'Sistem Kredit Semester'. Awalnya saya bingung "kenapa dinamakan kredit?" dan "apa berarti ngutang?". Ternyata arti yang tepat dari kredit adalah mencicil, karena tidak mungkin memahami seluruh materi S1 dalam waktu singkat.
SKS sering kali diplesetkan menjadi 'Sistem Kebut Semalam'. Orang-orang yang menjadi penganut sistem ini pastilah orang-orang malas, belajar hanya semalam sebelum ujian. Berhasilkah mendapatkan nilai 'A' atau setidaknya 'B'? yach hanya orang-orang yang cerdas saja yang bisa.
Walaupun materi pengetahuan S1 sudah dijadikan SKS, tapi tiap mata kuliahnya juga mesti dipelajari secara bertahap; yaitu dipelajari setiap minggunya diluar jam perkuliahan.
Sebenarnya sangat banyak hal-hal yang menjadi factor saya kuliah hingga 7 tahun; ya salah satunya, saya menjadi penganut 'Sistem Kebut Semalam'(ha...ha...ha... saya jadi malu bongkar rahasia pribadi). Saya juga ga nyangka bakalan semalas ini, padahal untuk tembus terdaftar sebagai mahasiswa jurusan matematika UPI, saya belajar hingga 10 jam perhari. Ya sudah, semua sudah terjadi; kini saatnya perbaiki diri.
Ada pepatah yang mengatakan pengalaman hidup bisa menjadi guru yang terbaik. Walaupun ini pengalaman hidupku, tapi saya harap bisa mengajari kepada pembaca sekalian bagaimana menyelesaikan masalah yang besar. Upsss, sorry saya belum bisa membuat artikel "bagaimana mengatasi masalah yang complex", karena saya belum menemukan literatur yang membahasnya.
Created by Delta Arif On 2 pm - 9 pm Friday, October 29, 2010.
This article 100% is written by Delta Arif.
Do not copy without include Delta Arif as writter and www.deltadollar.com as the source of this article.


Artikel ini ku persembahkan untuk :
paman-pamanku : mang Yuyu, mang Maman, mang kus dll.
Kakak-kakakku : Fadli, Gina dan Fauzi.
Keponakan-keponakanku : Nova, Ilmi dan Toshi.
Sepupu-sepupuku : Salam, Yaser, Angga, Dicky, Gita, Galih dll.
Best Friendku : Gambit, Luky, Tommy, Jubenkg, Suherman, dan Darmawan Setiaji.
Teman-teman ku : Resna, Catur, Anan, Indra, Emma, Qonita dll.

Persembahan spesial buat :
kedua orang tua ku ; pesannya : maaf arif kuliahnya lama.
Dosen-dosen Matematika FPMIPA UPI ; pesannya : Bapak dan Ibu yang baik hati, bulan Febuari 2011 saya akan sidang, mohon doa restunya dan jangan mempersulit saya.



"Lakukan Sedikit Demi Sedikit" adalah artikel ku yang ke-3

Jika saya diberi umur panjang Insya Allah, saya akan membuat artikel dengan  tema sebagai berikut :
1. "Membantu Kesulitan Orang Lain Sebagian Dari Datangnya Pintu Rezeki".
2. "Bangun Pagi Sebagai Prasyarat Menggapai Sukses".
3. "Meramal dan Menentukan Masa Depan".
4. "Kejujuran dan Kebohongan".
5. "The rules of life".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar