Jumat, 24 Desember 2010

5th Opinion : Bukan Ahli Matematika Tapi Memiliki Cara Berpikir Seperti Ahli Matematika


5th Opinion : Bukan Ahli Matematika Tapi Memiliki Cara Berpikir Seperti Ahli Matematika
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kalimat “ahli matematika”? pasti Anda akan mengatakan orang yang dalam otaknya penuh dengan rumus-rumus dan tampangnya biasanya jutek. Jawaban Anda sangat sesuai dengan jawaban orang-orang yang berkenalan dengan saya ketika mereka mendengar saya mahasiswa jurusan matematika. Memang matematika sangat identik dengan rumus-rumus dan angka-angka yang ngejelimet, tapi pada kenyataannya saya kuliah di jurusan matematika UPI tidak dipaksa untuk menghapal rumus, para dosen mengajarkan pola pikir bagaimana memecahkan masalah.
Matematika merupakan ilmu yang sudah sangat tua sekali, berbeda dengan ilmu kumputer dan turunannya yang baru berumur beberapa decade saja. Umur matematika bisa dikatakan setua dengan umur kehidupan manusia, kok bisa? Setiap manusia yang hidup pasti punya masalah, baik itu manusia prasejarah maupun manusia sejarah, dan pastinya setiap manusia akan mencari solusi dari setiap masalah. Sebenarnya matematika adalah problem solving; yaitu suatu prosedur mengindentifikasi masalah, menjadikan masalah itu sebagai model dan membuat symbol-symbol untuk model-model, dengan begitu hanya perlu mengotak-atik symbol-symbol tersebut untuk mencari solusi yang layak dan hasil yang optimum.
Setiap peradaban manusia memiliki bahasa lisan dan tulisannya masing-masing, demikian juga dengan symbol-symbol matematika yang digunakan oleh setiap peradaban pun berbeda; seperti angka romawi dan angka arab dll (masih banyak). Oleh karena saking banyaknya variasi padahal yang dimaksut adalah sama maka dibuat kesepakatan akan symbol-symbol yang baku, sehingga tidak terjadi lagi salah paham.
Berkat adanya symbol-symbol tersebut matematika menjadi ilmu yang memiliki wujud, yaitu ilmu yang mengutak-atik symbol, ha. haa.. haaa… benarkan? Bukankah tadi Anda mengatakan matematika adalah rumus-rumus dan angka-angka yang ngejelimet?
Ahli atau tidaknya seseorang terhadap matematika bukan berdasarkan banyaknya rumus dalam otaknya atau kecepatan menghitung angka, melainkan kemampuannya dalam mengindentifikasi masalah, memodelkannya, menyimbolkannya dan menemukan solusi.
Beberapa decade yang lalu telah lahir turunan dari matematika, yaitu teori graf. Teori graf lahir berawal dari permasalahan sebuah jembatan di Jerman, lalu tumbuh dewasa menjadi teori yang dapat menjawab permasalahan pewarnaan pada peta, penentuan rute terbaik, dan lain-lain (terlalu banyak untuk disebutkan). Symbol-symbol yang ada di teori graf sangat berbeda dari symbol-symbol pada cabang matematika yang lain, yaitu simpul dan sisi, penulis lebih senang menyebutnya titik dan garis.
Dalam teori graf terdapat matching, yaitu materi yang membahas penjodohan. Matching berguna untuk mencari pola penjodohan dari sekumpulan cowo dan sekumpulan cewe dan bisa juga sekelompok pekerja dengan sejumlah pekerjaan yang tersedia. Sayangnya pada matching hanya membahas penjodohan 2 kelompok, sedangkan dalam kehidupan nyata terkadang ada penjodohan 3 kelompok, 4 kelompok sampai n kelompok. Penulis berhasrat menemukan pola penjodohan untuk n>2, keberhasilan menjelaskan ini setelah membuat model-modelnya dan membuat symbol-symbol baru yang belum pernah ada dalam teori graf. Semoga penulis berhasil menyajikan penemuan ini dalam sidang bulan Febuari 2011 dan kuliah S2 untuk memperdalamnya, sehingga matching untuk n>2 diharapkan dapat menambah dewasa teori  graf.
Penulis punya studi kasus. Teman penulis yang SMPTT alias SMP Tidak Tamat punya masalah, dia ingin menghitung berapa persen keuntungan terhadap modal awal yang dia peroleh dari hasil berdagangnya di pasar.
Permasalahannya dia tidak tahu caranya. Dia pun bercerita “misalkan modal awal 10juta lalu dimisalkan pula keuntungannya 1juta maka saya telah mendapat untung 10% dari modal awal dan seandainya keuntungannya 2juta berarti saya telah mendapat untung 20% dari modal awal. Pada kenyataannya, saya hanya mendapat untung sekitar 1,5juta dan saya hanya tahu keuntungannya hanya berikisar 10% s.d 20%. Saya ingin tahu 1.5juta berapa persen dari 10juta secara tepat?”. Maka penulis pun mengajari caranya dan menjelaskan arti dari persentasi sesuatu terhadap sesuatu.
Penulis merasa lucu melihat kejadian itu, bukan karena penulis meledek teman yang hanya SMPTT, penulis melihat dia memiliki cara berpikir seperti ahli matematika, setidaknya ada upaya untuk mencari solusi dari problemnya. Coba perhatikan lagi, dia tidak mengetahui secara pastinya maka dia membuat kisaran.
Memang matematika adalah ilmu eksakta atau ilmu pasti, yaitu berupaya memperoleh hasil secara tepat. Namun sering kali matematikawan melakukan penghitungan untuk memperoleh hasil hampirannya saja. Seperti masalah nilai phi yang biasa digunakan menghitung keliling dan luas lingkaran, terkadang nilai phi diberi nilai 22/7 atau 3,14 padahal nilai phi bukan 22/7 ataupun 3,14. Seorang statistikawan sering kali membuat taksiran berupa interval dari pada taksiran berupa titik untuk menduga parameter. Untuk menghitung luas di bawah kurva digunakan integral tapi jika Anda lupa caranya maka Anda bisa saja mempartisinya menjadi persegi panjang-persegi panjang lalu menjumlahkan kesemua luas persegi panjang yang menutupi kurva tersebut, bahkan cara ini malah menjadi cara untuk memperkenalkan konsep integral.
Lalu apakah Anda masih berpikir “Ahli Matematika” itu orang-orang yang berotakan rumus sehingga cepat dalam menghitung?
Created by Delta Arif On 9.00 am to 13.00 pm Thursday , December 23, 2010.
This article 100% is written by Delta Arif.
Do not copy without include Delta Arif as writter and www.deltaarif.blogspot.com & www.deltadollar.com as the source of this article.

Sabtu, 18 Desember 2010

lapangkan lah dada mu !. !!.. !!!...


lapangkan lah dada mu !. !!.. !!!...
Kehilangan memang menyakitkan, apapun itu...

janganlah marah, jengkel atau bahkan mengumpat pada Tuhan, karena Tuhan berhak mengambil yang memang miliknya...

lapangkan lah dada mu !. !!.. !!!...
...akan sangat berbeda rasanya antara garam sesendok yg larut dlm segelas air dengan yang larut dlm seember air...

di tujukan bagi orang2 yg sedang dalam kebangkrutan bisnis (seperti saya) dan kehilangan pacar
:-)

Deskripsi Anak kost

  Deskripsi Anak kost
Kost adalah serapan dari bahasa Belanda yang artinya menitipkan anaknya pada keluarga Belanda supaya memiliki prilaku seperti keluarga Belanda yang dianggap lebih baik dari pada keluarga pribumi. Namun di jaman sekarang, kost dipakai untuk istilah anak yang menyewa kamar pada keluarga yang memiliki kamar berlebih dan tidak ada pencontohan prilaku yang mesti ditiru oleh anak kost. Anak kost sungguh bebas dan jarang ada yang menegur, sehingga tidak mengherankan jika kita sering menjumpai anak kost yang kehidupannya berantakan.

Sebagai anak kost terkadang saya tidak nyaman dengan lingkungan saya. Ada teman kost yang seenaknya saja membuang sampah atau menaruh barang-barangnya di teras halaman kost, sehingga lantai terasa ngeres dan terkadang tersandung barang-barangnya. Ketika bertamu ke kamar kostnya, saya melihat buku-buku yang berserakan dan baju yang bertumpuk sehingga susah membedakan antara baju kotor dan bersih, saya pun tidak mau berlama-lama bertamu ke kamarnya karena kamar kostnya terasa pengap dan bau yang menyengat.
Beda teman beda prilaku, teman kostku yang satu ini beda sekali dengan teman yang sebelumnya. Kamarnya tertata rapi, lantainya tidak pernah ada debunya dan wangi sekali ruangannya. Dia suka melihara hewan, ada ikan dalam aquarium dengan batu karang asli laut, jika memandangi aquarium tersebut jadi terasa berada dalam laut dan ada hamster yang selalu lari-lari dalam roda berputar. Anaknya berpakaian biasa saja ketika dalam kamar, tapi kalau pergi selalu necis penampilannya. Kebiasaan yang membuat ketar-ketir pemilik kost adalah kebiasaannya yang suka bawa cewe ke kamarnya, yah memang sih untuk belajar, tapi kalau bisa pintunya dibuka donk!
Nah ada lagi teman kostku yang rada-rada aneh, kamarnya sih biasa saja, tidak kotor cuma jarang rapih saja. Bersih kalau lagi banyak waktu luang tapi kalau lagi banyak tugas kotornya minta ampun. Kepribadian teman kostku yang satu ini sholeh sekali, solat tertib pada waktunya dan sering membaca Al-Quran. Namun sayang anaknya solitaire sekali alias susah diajak gaul.
Oh ya ada lagi, saking jarang pulang jadi lupa sama teman kost yang satu ini, anak orang kaya. Pakaian kotor dicuci di laundry dan kalau kamarnya kotor minta dibersihkan sama teman. Barang-barang miliknya pun bagus-bagus dan banyak yang bermerk. Kebiasaannya cukup ngejengkelin, yaitu jarang pulang ke kost-annya tapi kalau pulang sering larut malam. Pada saat anak-anak kost yang lain sudah pada terlelap tidur, jadi terbangun lagi karena suara motor, katanya sih habis pulang dugem. Anak-anak kost yang lain tidak ada yang protes, ya iya lah kan mereka sering dikasih makanan olehnya.

Ketika dibicarakan kepada ibu kost tentang prilaku anak-anak kost, ibu kost hanya berkata “yah biar lah, selama mereka bayar kost”.



Untuk membantu Fikki Fauzan memenuhi tugas kuliahnya

Created by Delta Arif On 6.00 am to 8.30 am Saturday , December 18, 2010.
This article 100% is written by Delta Arif.
Do not copy without include Delta Arif as writter and www.deltadollar.com as the source of this article.


Kamis, 04 November 2010

4th Opinion : Sikap dan Mental lebih penting dari pada Kecakepan ataupun Kekayaan

4th Opinion : Sikap dan Mental lebih penting dari pada Kecakepan ataupun Kekayaan
Siapa sih yang tidak mau memiliki pacar yang cantik bagi laki-laki atau ganteng bagi perempuan, terlebih lagi bagi orang-orang yang sudah siap memasuki jenjang pernikahan, tentunya sangat memperhatikan hal ini. Tidak hanya masalah kecakepan, masalah status finansial juga sering menjadi prioritas. Kedua hal ini lumrah menjadi pertimbangan, mengingat setiap orang menginginkan keturunan yang berkualitas dan kehidupan yang terjamin. Bahkan di negeri sebrang sana sex pra-nikah menjadi kreteria tambahan, untuk mengetahui tingkat kepuasan yang akan dicapai setelah nikah nanti.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin membicarakan studi kasus yang sangat tidak sesuai dengan apa yang penulis kemukakan di atas. Tidak lama ini penulis menghadiri resepsi pernikahan yang pengantin perempuannya cuantik banget sedangkan yang laki-lakinya jauh dari ganteng. Seru bukan topik kali ini?

Kalau boleh penulis ibaratkan, pengantin perempuan adalah kembang desanya kota kembang. Kalau pengantin perempuannya adalah kembang desa, maka sudah pasti banyak kumbang yang mendekatinya. Bisa dipastikan para kumbang yang melihat kembang desa ini, mulutnya akan dibanjiri oleh air liurnya sendiri. Penulis menyaksikan sendiri setidaknya ada 5 kumbang yang ingin mempersuntingnya, seekor kumbang diantaranya hampir menikahi sang kembang namun gagal ditengah jalan. Para kumbang yang cakep ataupun kaya sangat yakin dapat memiliki kembang desa tersebut. Namun Allah mengkhodar lain, kembang desa itu dinikahi oleh kumbang yang tidak cakep ataupun kaya.

Kalau penulis mengingat-ingat kembali, peristiwa pernikahan seperti ini sudah sering terjadi. Pertama kali terjadi di saat jaman Nabi Adam, dimana setiap anak yang dilahirkan selalu kembar. Cx adalah saudara kembar dari Cy dan Jx saudara kembar dari Jy, dmana x berarti laki-laki dan y berarti perempuan, sedangkan C berarti cakep dan J berarti jelek.

Pada saat itu, Nabi Adam dan Siti Hawa berserta anak mereka adalah manusia pertama kali, sehingga pernikahan dilakukan sesama anak Adam. Hanya saja Allah memberikan peraturan tidak boleh menikah dengan saudara kembarnya, jadi Cx mesti dengan Jy dan Jx mesti dengan Cy. Perselisihan pun terjadi, Cx yang ganteng tidak mau menikah dengan Jy yang jelek dan  dia hanya mau menikah dengan Cy saudara kembarnya yang cantik. Puncak dari perselisihan, Cx membunuh Jx. Peristiwa ini menjadi pristiwa pembunuhan pertama kali yang dilakukan oleh manusia.

Jadi teringat dengan film james bon 007, penjahatnya mengumpulkan sejumlah pasangan yang cantik dan ganteng atau berkualitas unggul. Penjahatnya beserta pasangan-pasangan tersebut pergi ke luar angkasa, lalu penjahat berniat membinasakan manusia yang ada di bumi, sehinga hanya manusia-manusia yang unggul saja yang tersisa. Untung ada super hero James Bon yang menggagalkan rencana tersebut.

Ternyata banyak pula pendapat yang beredar mengenai pernikahan laki-laki ganteng dengan perempuan jelek atau laki-laki jelek dengan perempuan cantik. Seorang teman KKN (Kuliah Kerja Nyata di tahun 2008) bernama buddy D.E.N berdongeng : Ada sebuah gunung yang memiliki petuah, siapa saja yang dapat naik ke puncak gunung tampa menginjak kotoran maka ia akan mendapat jodoh yang cakep. Banyak sekali yang mencobanya, salah satunya si X yang berhasil sampai puncak tampa menginjak kotoran. Petuahnya menjadi kenyataan, si X pun menikahi si Y yang cantik jelita, si X bercerita kepada si Y :
"sayang waktu muda dulu saya hiking kepuncak gunung bertuah tampa menginjak kotoran" cerita si X.
"ohh, gunung bertuah itu yach? sama dong, saya juga pernah hiking ke puncak gunung tersebut namun dalam perjalanan menginjak kotoran" respon si Y.

Kakak saya brother F berkomentar : peristiwa ini terjadi karena Allah ingin membuat keseimbangan hidup.
Mungkin benar apa yang dikatakan oleh kakak saya, tapi penulis tetap ingin mengetahui apa yang menyebabkan pristiwa ini. Dengan kata lain, factor-factor apa saja yang menyebabkan seseorang tidak jadi memilih pasangan yang cakep dan menerima orang yang biasa-biasa saja sebagai pasangannya?

Dalam pemilihan pasangan hidup, tentunya ada sejumlah kreteria; seperti tampang, status ekonomi, prilaku, sikap, kedewasaan dan lain-lain (sex pra-nikah tidak termasuk karena tidak sesuai dengan norma agama dan masyarakat Indonesia). Kalau boleh penulis berpendapat : Rasa suka berdasarkan kreteria cakep atau kaya hanya terbatas pada pandangan pertama saja, namun pada akhirnya sikap dan mental lah yang menjadi pertimbangan terakhir untuk penentuan kalayakan menjadi pasangan hidup.

Akhir-akhir ini penulis sering berburu artikel mengenai 1001 jurus menaklukan wanita (karena penulis sudah cukup umur untuk menikah). Dari kesemua artikel-artikel yang penulis baca, penulis tidak menemukan artikel yang menyarankan pembacanya pergi ke salon supaya lebih cakep ataupun menebalkan kantong. Melainkan lebih kepada perbaikan sikap dan mental.

Dulu ketika saya tingkat SMP, seorang teman saya yang tingkat SMA bernama buddy S.K. bercerita tentang gurunya : Di saat gurunya kuliah, dia sangat ingin nikah, lalu melamar seorang gadis. Kepada calon mertua dia menyatakan niatnya untuk menikahi putrinya dan berjanji bertanggung jawab setelah lulus kuliah. Melihat kesungguhan mahasiswa tersebut, calon mertuanya pun merestui. Bukan hanya menikahi prutrinya, mahasiswa itupun menumpang hidup dan makan semasa kuliah pada mertuanya.

Artikel 1001 jurus menaklukan wanita, menyadarkan penulis akan kesalahan-kesalahan penulis dalam hal berhubungan dengan wanita. Dulu ketika semester satu, penulis berkenalan dengan seorang mahasiswi yang kelihatannya suka sama penulis. Mahasiswi ini satu angkatan dengan penulis namun beda jurusan. Dia sangat senang ketika bisa bertamu ke kost penulis dan juga senang ketika penulis bertamu ke kostnya. Namun penulis melakukan kesalahan, dengan bersikap yang salah dan kurang kontrol emosi, sehingga kami saling menjauh.

Pengalaman yang lain, ada seorang perempuan yang sering tertangkap diam-diam memperhatikan penulis. Entah karena apa, sehingga penulis pun jadi suka padanya. Alangkah bodohnya saya ini sehingga melakukan kesalahan yang serupa. Akhirnya perempuan tersebut menjauhi penulis, segala upaya penulis lakukan supaya kembali normal, namun tidak membuahkan hasil. Kalau sudah ilfeel, mau minta maaf hingga nangis darah pun ga akan di tanggapi.

Setelah penulis melakukan perbaikan prilaku, sikap dan mental; penulis merasakan adanya perubahan penerimaan terhadap penulis. Dalam 2 tahun terakhir ini, penulis bisa dikatakan sering bertamu sendirian ke rumah sepasang suami istri yang sudah tua dan putrinya sudah dewasa. Si Ibu menawarkan saya untuk menikahi putrinya dan ternyata Bapaknya pun setuju, padahal saya jarang komunikasi dengan anaknya. Saya sangat senang ketika ditawari itu, berarti Bapak dan Ibu ini menilai saya sebagai orang yang baik-baik dan saya dianggap bisa bertanggung jawab. Ditanya seperti itu, saya hanya diam saja karena saya tidak bisa menjanji. Walaupun saya tidak memberikan jawaban, saya tetap sering bertamu kerumahnya karena ini bisa menjadi latihan saya menghadapi calon mertua nantinya.

Lalu apakah yang membuat sang kumbang bisa menikahi kembang desa? Anda bisa menjawabnya sendiri.

Created by Delta Arif On 9 am wednesday , November 03, 2010 - 2 am Thursday, November 04, 2010.
This article 100% is written by Delta Arif.
Do not copy without include Delta Arif as writter and www.deltadollar.com as the source of this article.

Saya minta maaf jika ada pihak-pihak yang tersinggung dengan artikel ini, tidak ada niatan penulis untuk menyinggung seseorang.
Artikel yang penulis tulis di atas kisah nyata semua dan orang-orang yang tercantum dalam artikel diberi inisial namanya.

Artikel ini ku persembahkan untuk :
paman-pamanku : mang Yuyu, mang Maman, mang kus dll.
Kakak-kakakku : Fadli, Gina dan Fauzi.
Keponakan-keponakanku : Nova, Ilmi dan Toshi.
Sepupu-sepupuku : Salam, Yaser, Angga, Dicky, Gita, Galih dll.
Best Friendku : Gambit, Luky, Tommy, Jubenkg, Suherman, dan Darmawan Setiaji.
Teman-teman ku : Resna, Catur, Anan, Indra, Emma, Qonita dll.

Persembahan spesial buat :
Bapak dan Ibu A.S. ; pesannya : saya sangat senang bisa menjadi anggota keluarga kalian, tapi tampaknya tidak bisa.
Buddy D.E.N. ; pesannya : terima kasih atas cerita gunung bertuah.
Brother F. ; pesannya :selamat membaca



"Lakukan Sedikit Demi Sedikit" adalah artikel ku yang ke-3

Jika saya diberi umur panjang Insya Allah, saya akan membuat artikel dengan  tema sebagai berikut :
1. "Membantu Kesulitan Orang Lain Sebagian Dari Datangnya Pintu Rezeki".
2. "Bangun Pagi Sebagai Prasyarat Menggapai Sukses".
3. "Meramal dan Menentukan Masa Depan".
4. "Kejujuran dan Kebohongan".
5. "The rules of life".
6. "Utang bisnis seharusnya dibayar dengan bisnis".

3rd Opinion : Lakukan Sedikit Demi Sedikit

3rd Opinion : Lakukan Sedikit Demi Sedikit
Sering sekali saya mengeluhkan atas beban masalah yang Tuhan berikan kepada saya, bahkan sering pula berkeluh kesah sama teman. Teman hanya berkata "Yah namanya juga hidup, pasti punya masalah. Kalau ga punya masalah, pasti orang itu sudah mati". Ada benarnya apa yang dikatakan teman saya, yang ga benarnya adalah orang mati pun harus bertanggung jawab atas perbuatannya selama hidup.
Yuuup benar sekali, kita harus menyelesaikan apapun masalah yang kita miliki. Tapi jika masalahnya besar sekali dan terkadang complex, tentu mental kita akan down lagi. Mungkin artikel yang saya sajikan berikut ini dapat sedikit membantu menyelesaikan masalah kita.
Saya pusing sekali. Menginjak tahun ke-7 ini atau di saat teman-teman seangkatan sudah pada membicarakan gaji dan perkawinan, saya masih kuliah. Kuliah hingga 7 tahun bisa disebut kejadian tak wajar, pastilah ada sesuatu yang ga beres.
Ibarat pemprograman pada komputer, jika programnya ga beres, pastilah ada kode yang salah. Biasanya komputer akan memberi tahu letak dari kode yang salah tersebut.
Serupa dengan dengan pemprograman pada komputer, kehidupan manusia pun begitu. Hanya saja kita tidak mengetahui di mana letak kesalahan kita, mau tidak mau kita harus mengingat kembali perjalanan hidup kita atau flashback. Tidak hanya dari tingkat pertama kuliah, bahkan saya mencoba memasuki memori umur 2 tahun. Namun fokus utama pada tingkat pertama hingga tingkat 6.
Di semester 1 di tahun 2004, seorang dosen Fisika Dasar I FPMIPA UPI bernama Mr. S menyemangati mahasiswa-mahasiswanya untuk belajar supaya lulus mata kuliahnya. Pada saat itu beliau bercerita, ketika pulang kerja beliau disajikan banyak makanan oleh istrinya.
"Pa Pa, di meja sudah disajikan banyak makanan, Pa Pa takut ga?" tanya istrinya Mr. S kepada Mr. S.
"Ahh ga, kan makan sesendok demi sesendok" jawab Mr. S.
Pada saat diceritakan saya hanya mendengar cerita itu sebagai cerita yang lucu, tampa memahami hubungan cerita Mr. S dengan semangat yang Mr. S berikan kepada mahasiswa-mahasiswanya.
Dalam perenungan sekarang, saya jadi memahami bahwa banyaknya nasi dan lauk diibaratkan oleh Mr. S sebagai beban, sedangkan sesendok demi sesendok adalah penyelesaian secara bertahap.
Untuk menyelesaikan kuliah S1, materi pengetahuan dibuat menjadi paket-paket yang di sebut SKS, kependekan dari 'Sistem Kredit Semester'. Awalnya saya bingung "kenapa dinamakan kredit?" dan "apa berarti ngutang?". Ternyata arti yang tepat dari kredit adalah mencicil, karena tidak mungkin memahami seluruh materi S1 dalam waktu singkat.
SKS sering kali diplesetkan menjadi 'Sistem Kebut Semalam'. Orang-orang yang menjadi penganut sistem ini pastilah orang-orang malas, belajar hanya semalam sebelum ujian. Berhasilkah mendapatkan nilai 'A' atau setidaknya 'B'? yach hanya orang-orang yang cerdas saja yang bisa.
Walaupun materi pengetahuan S1 sudah dijadikan SKS, tapi tiap mata kuliahnya juga mesti dipelajari secara bertahap; yaitu dipelajari setiap minggunya diluar jam perkuliahan.
Sebenarnya sangat banyak hal-hal yang menjadi factor saya kuliah hingga 7 tahun; ya salah satunya, saya menjadi penganut 'Sistem Kebut Semalam'(ha...ha...ha... saya jadi malu bongkar rahasia pribadi). Saya juga ga nyangka bakalan semalas ini, padahal untuk tembus terdaftar sebagai mahasiswa jurusan matematika UPI, saya belajar hingga 10 jam perhari. Ya sudah, semua sudah terjadi; kini saatnya perbaiki diri.
Ada pepatah yang mengatakan pengalaman hidup bisa menjadi guru yang terbaik. Walaupun ini pengalaman hidupku, tapi saya harap bisa mengajari kepada pembaca sekalian bagaimana menyelesaikan masalah yang besar. Upsss, sorry saya belum bisa membuat artikel "bagaimana mengatasi masalah yang complex", karena saya belum menemukan literatur yang membahasnya.
Created by Delta Arif On 2 pm - 9 pm Friday, October 29, 2010.
This article 100% is written by Delta Arif.
Do not copy without include Delta Arif as writter and www.deltadollar.com as the source of this article.


Artikel ini ku persembahkan untuk :
paman-pamanku : mang Yuyu, mang Maman, mang kus dll.
Kakak-kakakku : Fadli, Gina dan Fauzi.
Keponakan-keponakanku : Nova, Ilmi dan Toshi.
Sepupu-sepupuku : Salam, Yaser, Angga, Dicky, Gita, Galih dll.
Best Friendku : Gambit, Luky, Tommy, Jubenkg, Suherman, dan Darmawan Setiaji.
Teman-teman ku : Resna, Catur, Anan, Indra, Emma, Qonita dll.

Persembahan spesial buat :
kedua orang tua ku ; pesannya : maaf arif kuliahnya lama.
Dosen-dosen Matematika FPMIPA UPI ; pesannya : Bapak dan Ibu yang baik hati, bulan Febuari 2011 saya akan sidang, mohon doa restunya dan jangan mempersulit saya.



"Lakukan Sedikit Demi Sedikit" adalah artikel ku yang ke-3

Jika saya diberi umur panjang Insya Allah, saya akan membuat artikel dengan  tema sebagai berikut :
1. "Membantu Kesulitan Orang Lain Sebagian Dari Datangnya Pintu Rezeki".
2. "Bangun Pagi Sebagai Prasyarat Menggapai Sukses".
3. "Meramal dan Menentukan Masa Depan".
4. "Kejujuran dan Kebohongan".
5. "The rules of life".

Sabtu, 09 Oktober 2010

1st Opinion : The Task Should Be Done According to Important Level

1st Opinion : The Task Should Be Done According to Important Level

Every people must have job or simply known as task. Parallel with increasing age, usually task which gotten more and more. When we as a child, sometime our parent asked us to clean up house and our teacher gave homework. When we as an adult, our lecturer give tasks very often. Moreover boss at office must give tasks and if we to be boss then we have responsible for paying employer.

The task which be given to us, certainly we must do except we capable receive punishment. Aim to finish task then higher authority will give time, that is time range task be given to ultimate task must be returned or deadline. It is not probable that people be able to finish task without time, except s/he is a wizard with magic word "sim salabim" or "ada kadabra".

With time range, we can choose on beginning, middle or ending. It is enable us to choose tasks of multiple parties which should be done first, according to important or inevitability, deadline, complicity and difficulty level. We should do task in respect of our future first then using the remainder of time for doing other tasks or doing our favorite like as hobby and shopping.

It is not recommended do task close to deadline because we don't know what happening will occur, like as accident make us has to rest and guest which need attention. Although if can make sure there is no inhibitor and the fact that when close to deadline be so, I think that take risk too because we don't know how long the time which be needed to do that task.

there are 3 bad probability if we decided task will be done close to deadline :

1. When deadline, the task will have not been done yet.

2. When deadline, the task will have been being done.

2. When deadline, the task will have been done but we will not review the task.

Conclusion of my opinion :

We are free to choose when we will do our task-- beginning, middle or ending--but we should not choose on the end.







Mendahulukan yang Penting

Setiap orang pasti punya pekerjaan atau sering dikenal dengan istilah tugas. Seiring dengan bertambahnya usia, biasanya tugas yang diperoleh pun semakin banyak. Ketika kita kanak-kanak, terkadang orang tua meminta membersihkan rumah dan guru memberikan PR. Ketika kita dewasa, dosen dikampus memberi tugas sangat sering. Bahkan bos di kantor pasti memberi pekerjaan dan seandainya kita menjadi bos maka kita punya kewajiban menggaji pegawai.

Tugas-tugas yang diberikan kepada kita, tentunya harus kita kerjakan kecuali kita sanggup menerima sanksi. Untuk menyelesaikan tugas maka pihak yang berkuasa atas diri kita akan memberikan waktu, yaitu rentang waktu pada saat tugas diberikan sampai batas maksimal pengumpulan tugas atau deadline. Tidak mungkin seorang manusia dapat menyelesaikan tugas tampa adanya waktu, kecuali dia seorang penyihir dengan mantra ajaibnya "sim salabim" atau "ada kadabra".

Dengan adanya rentang waktu, kita dapat memilih di awal, tengah atau akhir dalam mengerjakan tugas itu. Hal ini memungkinkan kita memilih mana tugas-tugas dari berbagai pihak yang sebaiknya dikerjakan lebih dahulu, yaitu berdasarkan tingkat kepentingannya, deadline dan tingkat kerumitaannya. Alangkah baiknya kita mendahulukan menyelesaikan tugas-tugas yang menyangkut masa depan kita, lalu mempergunakan waktu yang tersisa untuk tugas-tugas lainnya atau melakukan kesenangan-kesenangan seperti hobby dan shopping.

Sangat tidak disarankan mengerjakan tugas menjelang deadline karena kita tidak mengetahui kejadian yang akan datang, seperti kecelakaan yang membuat kita mesti istirahat dan datangnya tamu yang membutuhkan perhatian. Walaupun seandainya kita dapat memastikan tidak ada hambatan dan ternyata memang pada saat menjelang deadline tersebut tidak ada hambatan, saya rasa hal itu juga cukup beresiko sebab kita tidak mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan mengerjakan tugas tersebut.

Kekuatiran saya jika kita tetap bersikeras tugas akan dikerjakan menjelang deadline :

1. Pada saat deadline, tugas belum dikerjakan sama sekali.

2. Pada saat deadline, tugas dikerjakan namum belum rampung.

3. Pada saat deadline, tugas sudah selesai dikerjakan namun kita tidak sempat me-review tugas padahal masih banyak kesalahan.

Kesimpulan Opini saya :

Kita bebas memilih kapan kita akan mengerjakan tugas kita --awal, tengah atau menjelang deadline--namun alangkah baiknya tidak memilih di akhir.




Created by Delta Arif On 4 pm Thursday, July 08, 2010.
This article 100% is written by Delta Arif.

Do not copy without include Delta Arif as writter and www.deltadollar.com as the source of this article.

Memulai Trading

Memulai Trading

Untuk memulai sebagai trader beberapa perusahaan penghubung market-trader yaitu commition house memberikan fasilitas berupa account demo dan menyediakan uang virtual untuk belajar, yaitu metatrader, royaltrader, netdania, dll. Penulis mendaftar di www.marketiva.com, oleh marketiva penulis diberi uang virtual 10000 USD dan uang real 5 USD, uang virtual ditujukan untuk belajar dan karena berupa uang khayal berarti keuntungan dari trading tidak dapat di ambil, sedangkan uang real ditujukan untuk memulai trading sungguhan dan karena berupa uang nyata berarti keuntungan dari trading dapat diambil.

Pengalaman saya, saya mulai daftar www.marketiva.com di hari senin lalu trading menggunakan uang real – saya mempergunakan hingga 60% dari modal saya sehingga sangat beresiko terkena margin call – tiap hari uang saya menjadi 2 kali lipat yaitu di hari selasa 9 USD, dihari rabu 17 USD, namun di hari kamis mulai terjadi masalah uang saya menjadi 14 USD, di hari jumat 10 USD lalu market tutup dan dibuka kembali hari senin, di hari senin uang saya menjadi 3 USD. Oh, jika tidak terjadi masalah tentunya saya sudah mempunyai uang saku tambahan atau bahkan tidak memerlukan lagi uang bulanan dari orang tua.

Masalah tersebut diantaranya :

1. Permasalahan mengenai permasalahan pribadi.
2. Paket data internet yang diberikan operator cellular AXIS sering mengalami putus.

Permasalahan pribadi membuat susah berfikir sehingga melakukan trading tampa melakukan analsis fundamental maupun teknikal, koneksi internet yang sering putus - putus menjadikan trading yang seharusnya taking profit tidak dapat taking profit dan ironisnya ketika koneksi tersambung trading saya terfloating lost.

Pengalaman mengajarkan saya bahwa :

1. Jangan bertrading ketika emosi tidak stabil atau ngantuk / pikiran lelah karena trading membutuhkan kosentrasi penuh untuk menganalisa technical dan fundamental.
2. Pilih operator penyedia paket data internet yang bagus.
3. Diperlukan management risk sehingga kerugian yang besar dapat dihindari.



Bukti dari cerita saya sungguh real akan dibuktikan dengan gambar berikut :


Kolom portofolio menyebutkan live forex / real money 14.775 USD, uang yang ditradingkan sebesar 6.9 USD atau 46.7 % dari modal yang ada, terfloating loss sebesar 1.685 USD.

Pojok kanan bawah terdapat symbol yang menyatakan koneksi meggunakan hp nokia 6020 sebagai modemnya namun koneksi sedang terputus.

Pojok kiri bawah terdapat keterangan bahwa Not connected to a Streamster Server.


Artikel ini dibuat ketika saya kuliah di UPI jurusan Matematika ngontrak mata kuliah Program Latihan Akademik di salah satu perusahaan broker / pialang di jalan Gatot Subroto-Asia Afrika kota Bandung di tahun 2008. Pada saat itu lahirnya Axis dan memberikan promo gratis 100MB paket data setiap pembelian kartu perdana, wah saya sebagai mahasiswa senang sekali.





This article 100% is written by Delta Arif.

Do not copy without include Delta Arif as writter and www.deltadollar.com as the source of this article.