Sabtu, 09 Oktober 2010

1st Opinion : The Task Should Be Done According to Important Level

1st Opinion : The Task Should Be Done According to Important Level

Every people must have job or simply known as task. Parallel with increasing age, usually task which gotten more and more. When we as a child, sometime our parent asked us to clean up house and our teacher gave homework. When we as an adult, our lecturer give tasks very often. Moreover boss at office must give tasks and if we to be boss then we have responsible for paying employer.

The task which be given to us, certainly we must do except we capable receive punishment. Aim to finish task then higher authority will give time, that is time range task be given to ultimate task must be returned or deadline. It is not probable that people be able to finish task without time, except s/he is a wizard with magic word "sim salabim" or "ada kadabra".

With time range, we can choose on beginning, middle or ending. It is enable us to choose tasks of multiple parties which should be done first, according to important or inevitability, deadline, complicity and difficulty level. We should do task in respect of our future first then using the remainder of time for doing other tasks or doing our favorite like as hobby and shopping.

It is not recommended do task close to deadline because we don't know what happening will occur, like as accident make us has to rest and guest which need attention. Although if can make sure there is no inhibitor and the fact that when close to deadline be so, I think that take risk too because we don't know how long the time which be needed to do that task.

there are 3 bad probability if we decided task will be done close to deadline :

1. When deadline, the task will have not been done yet.

2. When deadline, the task will have been being done.

2. When deadline, the task will have been done but we will not review the task.

Conclusion of my opinion :

We are free to choose when we will do our task-- beginning, middle or ending--but we should not choose on the end.







Mendahulukan yang Penting

Setiap orang pasti punya pekerjaan atau sering dikenal dengan istilah tugas. Seiring dengan bertambahnya usia, biasanya tugas yang diperoleh pun semakin banyak. Ketika kita kanak-kanak, terkadang orang tua meminta membersihkan rumah dan guru memberikan PR. Ketika kita dewasa, dosen dikampus memberi tugas sangat sering. Bahkan bos di kantor pasti memberi pekerjaan dan seandainya kita menjadi bos maka kita punya kewajiban menggaji pegawai.

Tugas-tugas yang diberikan kepada kita, tentunya harus kita kerjakan kecuali kita sanggup menerima sanksi. Untuk menyelesaikan tugas maka pihak yang berkuasa atas diri kita akan memberikan waktu, yaitu rentang waktu pada saat tugas diberikan sampai batas maksimal pengumpulan tugas atau deadline. Tidak mungkin seorang manusia dapat menyelesaikan tugas tampa adanya waktu, kecuali dia seorang penyihir dengan mantra ajaibnya "sim salabim" atau "ada kadabra".

Dengan adanya rentang waktu, kita dapat memilih di awal, tengah atau akhir dalam mengerjakan tugas itu. Hal ini memungkinkan kita memilih mana tugas-tugas dari berbagai pihak yang sebaiknya dikerjakan lebih dahulu, yaitu berdasarkan tingkat kepentingannya, deadline dan tingkat kerumitaannya. Alangkah baiknya kita mendahulukan menyelesaikan tugas-tugas yang menyangkut masa depan kita, lalu mempergunakan waktu yang tersisa untuk tugas-tugas lainnya atau melakukan kesenangan-kesenangan seperti hobby dan shopping.

Sangat tidak disarankan mengerjakan tugas menjelang deadline karena kita tidak mengetahui kejadian yang akan datang, seperti kecelakaan yang membuat kita mesti istirahat dan datangnya tamu yang membutuhkan perhatian. Walaupun seandainya kita dapat memastikan tidak ada hambatan dan ternyata memang pada saat menjelang deadline tersebut tidak ada hambatan, saya rasa hal itu juga cukup beresiko sebab kita tidak mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan mengerjakan tugas tersebut.

Kekuatiran saya jika kita tetap bersikeras tugas akan dikerjakan menjelang deadline :

1. Pada saat deadline, tugas belum dikerjakan sama sekali.

2. Pada saat deadline, tugas dikerjakan namum belum rampung.

3. Pada saat deadline, tugas sudah selesai dikerjakan namun kita tidak sempat me-review tugas padahal masih banyak kesalahan.

Kesimpulan Opini saya :

Kita bebas memilih kapan kita akan mengerjakan tugas kita --awal, tengah atau menjelang deadline--namun alangkah baiknya tidak memilih di akhir.




Created by Delta Arif On 4 pm Thursday, July 08, 2010.
This article 100% is written by Delta Arif.

Do not copy without include Delta Arif as writter and www.deltadollar.com as the source of this article.

Memulai Trading

Memulai Trading

Untuk memulai sebagai trader beberapa perusahaan penghubung market-trader yaitu commition house memberikan fasilitas berupa account demo dan menyediakan uang virtual untuk belajar, yaitu metatrader, royaltrader, netdania, dll. Penulis mendaftar di www.marketiva.com, oleh marketiva penulis diberi uang virtual 10000 USD dan uang real 5 USD, uang virtual ditujukan untuk belajar dan karena berupa uang khayal berarti keuntungan dari trading tidak dapat di ambil, sedangkan uang real ditujukan untuk memulai trading sungguhan dan karena berupa uang nyata berarti keuntungan dari trading dapat diambil.

Pengalaman saya, saya mulai daftar www.marketiva.com di hari senin lalu trading menggunakan uang real – saya mempergunakan hingga 60% dari modal saya sehingga sangat beresiko terkena margin call – tiap hari uang saya menjadi 2 kali lipat yaitu di hari selasa 9 USD, dihari rabu 17 USD, namun di hari kamis mulai terjadi masalah uang saya menjadi 14 USD, di hari jumat 10 USD lalu market tutup dan dibuka kembali hari senin, di hari senin uang saya menjadi 3 USD. Oh, jika tidak terjadi masalah tentunya saya sudah mempunyai uang saku tambahan atau bahkan tidak memerlukan lagi uang bulanan dari orang tua.

Masalah tersebut diantaranya :

1. Permasalahan mengenai permasalahan pribadi.
2. Paket data internet yang diberikan operator cellular AXIS sering mengalami putus.

Permasalahan pribadi membuat susah berfikir sehingga melakukan trading tampa melakukan analsis fundamental maupun teknikal, koneksi internet yang sering putus - putus menjadikan trading yang seharusnya taking profit tidak dapat taking profit dan ironisnya ketika koneksi tersambung trading saya terfloating lost.

Pengalaman mengajarkan saya bahwa :

1. Jangan bertrading ketika emosi tidak stabil atau ngantuk / pikiran lelah karena trading membutuhkan kosentrasi penuh untuk menganalisa technical dan fundamental.
2. Pilih operator penyedia paket data internet yang bagus.
3. Diperlukan management risk sehingga kerugian yang besar dapat dihindari.



Bukti dari cerita saya sungguh real akan dibuktikan dengan gambar berikut :


Kolom portofolio menyebutkan live forex / real money 14.775 USD, uang yang ditradingkan sebesar 6.9 USD atau 46.7 % dari modal yang ada, terfloating loss sebesar 1.685 USD.

Pojok kanan bawah terdapat symbol yang menyatakan koneksi meggunakan hp nokia 6020 sebagai modemnya namun koneksi sedang terputus.

Pojok kiri bawah terdapat keterangan bahwa Not connected to a Streamster Server.


Artikel ini dibuat ketika saya kuliah di UPI jurusan Matematika ngontrak mata kuliah Program Latihan Akademik di salah satu perusahaan broker / pialang di jalan Gatot Subroto-Asia Afrika kota Bandung di tahun 2008. Pada saat itu lahirnya Axis dan memberikan promo gratis 100MB paket data setiap pembelian kartu perdana, wah saya sebagai mahasiswa senang sekali.





This article 100% is written by Delta Arif.

Do not copy without include Delta Arif as writter and www.deltadollar.com as the source of this article.

Orang Tua Enggan Mendengar Nasehat dari yang Muda

kenapa orang tua enggan mendengar nasehat dari yang muda?

Ini bukan masalah benar atau salah...ini masalah "EGO" (dalam bahasa Inggris huruf "i" yg menyatakan "saya" ditulis kapital "I", karena "I" adalah EGO)...

lalu kenapa orang tua enggan mendengar nasehat dari yang muda?...
jika seseorang (Mr.X) menasehati orang lain (Mr.Y) maka secara tidak langsung mendeklarasikan bahwa Mr.X kedudukannya lebih tinggi dari pada Mr.Y...

walaupun yg tua salah dan yg muda benar, EGO lah yang berkuasa dibanding benar atau salah...

yang tua lebih lama hidup dari pada yang muda sehingga yang tua lebih berwawasan dari pada yang muda, jadi yang tua lebih banyak mempertimbangkan banyak faktor dari pada yang muda...

ini mungkin jawaban dari pertentangan tua muda dan kaum muda pada saat penculikan Soekarno-Hatta di rengkas dengklok...

selain itu orang tua melakukan kesalahan bukan berarti dia tidak tahu kalau itui salah, kesalahan dibuat karena ada faktor kesenangan, kenikmatan atau kemalasan di dalamnya, atau karena adanya tekanan dari pihak luar...

Jadi saya mau tanya pantaskah orang muda menasehati orang tua?...kalau menurut penulis hal itu tidak pantas...

jika yang muda memang ingin menasehati yang tua maka dia harus melihat semua faktor yg ada pada yang tua dan juga harus meletakan yang tua pada kedudukan yang tinggi dari pada yang muda...

janganlah bersuara nada yang tinggi dari pada yang tua...tegurlah yang tua dengan kata "bapak atau akan punten, seharusnya bapak atau akang tidak melakukan hal itu"...

bagaimanapun juga yang tua kedudukannya lebih tinggi dari pada yang muda...
permasalahan EGO antara yang tua dengan yang muda belum seberapa dibandingkan EGO antara suami dengan istri...

Jumat, 08 Oktober 2010

Kehilangan Apa yang Dicintai

Kehilangan Apa yang Dicintai
ku mengeluarkan air mata karena telah kehilangan barang yang sangat berharga...
tp ku terlalu gengsi menyatakan bahwa ku telah kehilangan...
dan ku terlalu gengsi mencari dan menemukannya kembali...
ku gagal mengelola "EGO" membuatku menjadi "EGOIS"...
walaupun Allah Maha Pencipta tapi Dia enggan menciptakan protokol kembali ke masa lalu, supaya manusia belajar dari kesalahan...
walaupun dewasa ini manusia dapat meng-clonning "Albert Einstein" sebanyak yang mereka mau, namum kesemua "Albert Einstein" tersebut tidak akan bisa membuat "Time Machine"...
Bahkan "Mr. Iblis" pun hanya bisa mengajarkan kepada manusia untuk membuat "Worm Hole" alias "Lubang Cacing" untuk "berpidah tempat dengan limit waktu menuju nol" alias "teleportasi"...
ku sadar semuanya adalah milik-Nya...
Dia yang memberi, Dia pula yang mengambil...
ya Allah kembalikanlah barang itu pada-ku, maafkanlah aku yang telah menyia-nyiakan barang pemberian-Mu...
Inna Lillahi Wa Inna Illaihi Rojiun...

2nd Opinion : Berdamai dengan Tuhan dan dengan Diri Sendiri

2nd Opinion : Berdamai dengan Tuhan dan dengan Diri Sendiri

Pernahkah Anda melihat seseorang yang beragama tertentu namun tidak menjalankan ibadah yang wajib dilakukan berdasarkan agamanya? misal seorang muslim tidak solat atau kristiani tidak ikut kebaktian. Jika ya, lalu apa yang membuatnya tidak melakukannya? malaskah atau apa?

Malas memang sering menjadi alasan sesorang untuk tidak melakukan ibadah, namun ada beberapa orang yang tidak beribadah bukan karena malas, melainkan karena kecewa terhadap Tuhannya. Kok bisa? ya, saya serius.

Saya mendapatkan ide menulis artikel ini setelah mendengar ada seseorang --saya kenal 7 tahun lalu sebagai pengajar agama-- berhenti menkaji kitabnya. Berhenti mengajar tidak masalah, yang jadi perhatian yaitu berhenti menjadikan kitabnya sebagai pedoman hidup. Dia melakukannya karena ada impian yang ingin dicapai namun tidak kesampaian.

Pernah juga saya melihat pengakuan seseorang --berbeda dengan orang yang saya ceritakan di atas-- yang juga orang berilmu tapi berhenti beribadah, syukurnya sekarang beribadah kembali. Kalau boleh saya simpulkan berdasarkan pengakuannya, dia pun kecewa terhadap Tuhannya.

Saya bukannya sok tau, saya pun pernah mengalami. Pada waktu itu, saya benar-benar berambisi menjadi orang kaya. Sudah banyak hal saya coba termasuk bisnis yang katanya sebagai jalan memperoleh banyak uang. Alih-alih mendapat uang malahan saya banyak keluar uang. Waktu terus berjalan namun hanya kecewaan demi kecewaan yang saya peroleh, saya masih jauh dari kaya. Target waktu yang saya tetapkan mulai mendekat, menjadikan hidup sangat tertekan.

Puncak dari upaya saya menjadi orang kaya, saya melakukan "Trading Forex". Seperti bisnis dan judi pada umumnya yaitu dapat memperoleh untung dan rugi. Dikatakan sebagai bisnis jika dilakukan dengan perhitungan dan judi jika dilakukan tampa perhitungan. Dengan kondisi kejiwaan saya seperti itu, bisa Anda tebak "saya melakukan Trading Forex sebagai judi atau bisnis?". Akibat dari Trading Forex saya memiliki banyak utang, tekanan semakin dasyat.

Setelah upaya Trading Forex saya berbuah kegagalan, kemudian kekecewaan bertransformasi menjadi kebimbangan hidup. Orang-orang yang melihat saya ketika itu mungkin melihat sebagai orang yang mengalami keputus-asaan, namun faktor pemicunya adalah kekecewaan terhadap Tuhan.

Kekecewaan yang terus menumpuk akan berujung pada kemarahan terhadap Dzat yang menciptakannya, yaitu Tuhan. Kata-kata yang terucap biasanya "Kenapa sih saya begini?", "Kenapa juga tidak begitu?" dan "Seandainya ...". Menurut penulis jika orang-orang yang mengalami kekecewaan tidak segera bertobat kepada Tuhannya maka dia akan menemui tiga muara.

Muara pertama kegoncangan keyakinan, mulai mencari Tuhan baru alias pindah Agama. Pindah Agama biasanya diikuti dengan pindahnya keyakinan bahwa "Tuhan baru" lah "Tuhan sebenarnya", namun khusus pindah Agama karena kekecewaan "Tuhan lama" tetap diyakini "Tuhan sebenarnya" --hanya saja tidak mengakuinya.

Istilah "Agama baru" dan "Tuhan baru" yang penulis maksut bukan Agama dan Tuhan yang biasa kita kenal, seperti : Islam, Kristen, Yahudi, Budha dan Hindu. Agama dan Tuhan dalam artian luas, yaitu sesuatu yang membawa orang tersebut mencapai impiannya.

Berdasarkan pendefinisian "Agama baru" dan "Tuhan baru" di atas, yaitu : pesugihan di tempat-tempat kramat supaya menjadi orang kaya, menziarahi kuburan lalu berdoa supaya tujuannya tercapai, mendatangi dukun supaya lebih cantik atau ganteng, dan memper-Tuhankan uang.

Muara kedua bunuh diri. Bunuh diri erat kaitannya dengan keputus-asaan --penulis belum pernah menemukan kasus bunuh diri karena kesenangan. Setiap kasus bunuh diri jika ditelusuri, pasti karena perasaan kebuntuan jalan atau tidak mau menderita terus. Dikatakan karena perasaan, disebabkan orang tersebut telah mengalami banyak kegagalan jalan yang ditempuh, padahal sih "banyak jalan menuju roma".

Muara ketiga jadi gila, suatu kondisi ketidakmauan menerima kenyataan hidup. Dengan menjadi gila, orang tersebut dapat merasakan kesuksesan mencapai impiannya padahal sebenarnya tidak demikian. Penulis pernah baca penelitian bahwa tidak ada perbedaan struktur otak antara orang gila dengan orang normal.

Kesemua muara tersebut tidak ada yang menyenangkan, terlebih harus mempertanggung-jawabkan kelak di akherat. Jalan keluar terbaik adalah kembali ke jalan Tuhan, sebesar apapun kesalahannya, pasti Tuhan mau memaafkan.

Saling memaafkan, terhadap Tuhan : menerima qodar yang telah lewat dan menyambut qodar yang akan lewat; dan terhadap diri sendiri : menerima segala kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

Ada film yang mengisahkan tentang permusuhan antara manusia dengan Tuhan, orang ini selalu mengeluhkan atas apa yang diperoleh. Ketika pertama kali menonton film ini saya hanya ketawa saja atas tingkah laku sang aktor, karena aktor ini seorang humoris sehingga kejengkelan serta kemarahannya tampak lucu. Beberapa tahun kemudian saya menonton untuk kedua kalinya dan pada waktu itu saya sedang bermusuhan dengan Tuhan, saya jadi mengerti maksut dari film tersebut.

Umpatan dan makian terhadap Tuhan ternyata di dengar oleh Tuhan, sehingga Tuhan mengadakan janji bertemu lalu menyerahkan tugas Tuhan kepada orang tersebut, alias orang tersebut menjadi Tuhan. Singkat cerita, pada akhirnya dia menerima qodar Tuhan, karena memang itu yang terbaik untuknya.

Oh ya ada satu lagi yang menggambarkan permusuhan dan perdamaian antara Tuhan dengan manusia dan manusia dengan dirinya sendiri. Ingatkah Anda dengan lagunya "Bondan Prakoso" yang berjudul "Ya Sudahlah"? saya menyetelnya hingga 10x berturut-turut bukan hanya karena suaranya yang bagus tapi juga karena ada lirik yang sangat menyentuh.

"ketika mimpimu yang begitu indah. tak pernah terwujut. ya sudahlah"

"saat kau berlari mengejar anganmu dan tak pernah sampai. ya sudahlah"

Created by Delta Arif On 2 Am - 5 pm Monday, October 04, 2010.

This article 100% is written by Delta Arif.

Do not copy without include Delta Arif as writter and www.deltadollar.com as the source of this article.

komentari status facebook teman

Siapa sih yang ga kenal FB atau facebook, dengan jejaring sosial ini kita dapat terhubung dengan teman-teman kita. Merberi kabar berita tentang kita atau sering disebut status dan mengomentari status orang lain dan sebaliknya orang lain pun dapat mengomentari status kita.
Memang seru memberikan kabar berita tentang kita atau mengomentari status orang lain. Dalam mengomentari status orang lain, saya lebih senang menjadi obyek yg menjadi perhatian si pemberi status. Seperti status teman saya yang ditujukan ke orang tuanya.

pada saat ini Indra adalah teman kost-an-ku di Bandung.